About Me

Foto saya
EDSA stands for English Department Students Association. EDSA is a place for students of English Department in Diponegoro University who want to study and explore their soft-skills and ability of organization. it will be helpful to us if we have some problems in our study in English Department or Faculty of Letters, for general.

Jumat, 03 Juli 2009

DIFEST: dari "MAPIDA" hingga HOTSPOT FIB

Pada tanggal 19 Juni 2009 Departemen Pemberdayaan Akademis EDSA, UNDIP, telah erhasil menyelenggarakan salah satu program kerjanya, yaitu DIFEST atau Discussion for English Student. Kegiatan yang berlangsung di ruang extensi 1 dan 2 lantai 3 kampus FIB, UNDIP ini dihadiri oleh semua unsure yang terkandung dalam jurusan Sastra Inggris, baik mahasiswa, Ketua Jurusan serta dosen. Dari pihak mahasiswa beberpa perwakilan mahasiswa Sastra Iggris dari tiap angkatannya sedangkan dari pihak dosen hedir beberapa deosen dari peminatan jurusan serta dosen bidang kemahasiswaan.

Kegiatan yang bertujuan sebagai “jembatan” antara mahasiswa dengan pihak jurusan ini dalam menyampaikan aspirasi, keluhan serta harapan ini berjalan hanagat dan sangat berisi. Hal ini dapat terlihat dari antusiasme mahasiswa dalam memberikan pertanyaan dan menyampaikan keluhan serta harapan seputar Sastra Inggris. Di samping itu, pihak jurusan pun merasa sangat terbantu dengan adanya kegiatan semacam DIFEST ini sebab pihak jurusan dapat lebih memahami keinginan para mahasiswa demi tercapainya jurusan Sastra Inggris yang lebih baik di masa mendatang.

Diskusi yang mengelompokan aspirasi mahasiswa Sastra Inggris dalam tiga bagian yaitu Sastra Inggris dari sisi administrasi, akademik dan future ini diawali dengan pembagian kuesioner pada mahasiswa jurusan Sastra Inggris tentang tiga hal diatas dan sambutan yang diberikan dari mahsiswa sangatlah baik. Beberapa kuesioner tersebut lalu diangkat menjadi topik awal diskusi. Dari kuesioner tersebut tergambarlah perasaan, aspirasi dan harapan mahasiswa terhadap jurusannya. Tanggapan yang disampaikan oleh pihak jurusan pun sanagt positif, dimana pada dasarnya mereka memahami segala keinginan dari mahasiwa, namun segala keterbatasan termasuk dari sisi financial menjadi faktor utama penghambat kemajuan jurusan. Selain itu sitem birokrasi yang terlalu berbelit juga merupakan salah satu bagian dari lambatya improvement jurusan. Pada diskusi ini juga dibahas tentang penggunaan dari dana Mapida dan perpindahan kampus Sastra Inggris. Hal yang menarik dari pembahasan perpindahan kampus ini adalah ternyata ada beberapa mahasiwa yang tetap menginginkan kampus Sastra Iggris pada khususnya tetap bertahan di Pleburan, meskipun banyak juga yang berharp kampus segera dipindah ke Tembalang yang lebih terintegritas. Beberapa hal lain yang dibahas antara lain penggunaan nama yang tepat pada jurusan Sastra Inggris, apakah Sastra atau Bahasa, dan pihak jurusan mengklarifikasikan pula bahwa yang tepat adalah Sastra Inggris, bukan Bahasa Inggris seperti yang tercantum dalam papan keteranagan kampus di halaman depan.

Diskusi ini juga semakin menarik dengan pertunjukan akustik yang disajikan oleh beberapa anggota EDSA dengan memainkan lagu “More than Words” dan “Always”. Satu hal yang menarik dari pertunjukan akustik ini adalah bersedianya dosen bidang kemahasiswaan, yaitu Bapak Arya Jati berduet dengan PAndu (vokalis). Meski selama diskusi Bapak Arya terlihat sangat malu dengan sura yang pelan namn ternyata dalam menyanyi beilau memiliki potensi yang cukup baik, beliau sangat menjiwai dalam menyanyi “Always” dari Bon Jovi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar